Wanapaksi ramaikan PPBI XI Mendolo

by - January 23, 2024

Penulis: Kasidi


Mengawali tahun dengan spesial, Wanapaksi mengirimkan lima orang anggotanya untuk berpartisipasi sebagai peserta Pertemuan Pengamat Burung Indonesia (PPBI) XI. Diadakannya PPBI bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar pengamat burung se-Indonesia serta dapat menambah wawasan. Acara ini diadakan pada Jum’at – Minggu, 19 – 21 Januari 2024, bertempat di KPH Pekalongan Timur, Kota Pekalongan; dan Desa Mendolo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Lebih dari seratus orang peserta datang dari berbagai penjuru tanah air.

Hari pertama, kegiatan berlangsung di Kantor Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Pekalongan Timur, Kota Pekalongan dengan dibuka oleh Ketua Panitia PPBI XI Pada pukul 08:30 dan dilanjutkan dengan pematerian. Para pemateri yang tampil di antaranya: Dwi Nugroho Adhiasto dari Yayasan Science For Endangered And Trafficked Species (Scents), Marison Guciano dari Yayasan Terbang Indonesia atau Flight Indonesia Foundation, Bertie Ferns dari Cikananga Conservation Breeding Center, Happy Ferdiansyah dari Pusat Penyelamatan Burung Berkicau Wak Gatak (Yayasan Planet Indonesia), Andri Suhandri mewakili KTH Wanapaksi, dan Mutia Hanifah selaku koordinator pembuatan aplikasi pendataan burung.

Poin penting dalam materi yang diberikan adalah upaya pencegahan dan antisipasi terhadap perdagangan satwa liar yang dilindungi maupun yang belum dilindungi, baik skala nasional maupun skala internasional. Perlunya melakukan pendataan ulang jenis-jenis satwa di daerah masing –masing, serta pentingnya peran serta masyarakat luas sebagai tambahan informasi di lapangan. Setelah selesai acara , peserta berpindah ke Desa Mendolo di Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan untuk beristirahat dilanjutkan menginap di homestay milik warga setempat.

Menikmati durian, salah satu hasil bumi utama Desa Mendolo.

Hari kedua, peserta melanjutkan pengamatan burung dengan membagi beberapa kelompok. Pengamatan dimulai Pukul 08.00 - 12.00 WIB. di area hutan sekitar desa dengan didampingi pemandu lokal. Pengamatan tidak hanya pada burung saja, tetapi pada beberapa flora dan fauna lainnya seperti owa jawa yang saat ini statusnya terancam punah, serta beberapa spesies tumbuh-tumbuhan. Selesai pengamatan, peserta beristirahat sembari menunggu acara di malam hari.

Pada malam harinya, diisi dengan sesi diskusi yang diikuti oleh semua peserta PPBI. Poin penting yang didapat pada sesi ini adalah upaya penyelamatan burung-burung langka di Indonesia melalui relasi dan jaringan-jaringan di Indonesia. Penerbitan kembali buku Atlas Burung Indonesia, dan rencana kegiatan PPBI selanjutnya, alias yang ke-XII.

Bersama kelompok perempuan di Mendolo.

Hari terakhir, anggota KTH Wanapaksi menyempatkan waktu untuk bertemu dengan ibu-ibu penyedia homestay dan konsumsi. Dalam diskusi ini saling bertukar wawasan bagaimana pengelolaan homestay yang baik, pentingnya peran perempuan dalam sebuah kelompok/organisasi, pentingnya pengorganisasian, serta pentingnya pertemuan-pertemuan informal dalam organisasi yang justru dapat memunculkan ide-ide kreatif dan menjadikan organisasi tetap eksis dan semakin berkembang.

Setelah mengikuti rangkaian kegiatan PPBI XI 2024 di Pekalongan, kami merasakan manfaat yang besar, antara lain dapat memperluas wawasan di berbagai aspek dan menambah relasi atau hubungan baik dengan beberapa pihak. Semoga ke depannya kami dapat memperkuat tanggung jawab di dalam melaksanakan upaya konservasi bersama masyarakat.

Atas nama KTH Wanapaksi, saya mengucapkan terima kasih kepada Kopi Sulingan untuk dukungan pembiayaan mengikuti PPBI XI ini.

You May Also Like

0 comments