Penyerbukan bunga kopi: penting tapi terlupakan

by - October 10, 2021

Naskah dan foto oleh Sidiq Harjanto

Kebutuhan masyarakat dunia terhadap kopi kian meningkat dari waktu ke waktu. Konon, setiap harinya lebih dari satu setengah milyar cangkir kopi dikonsumsi oleh penduduk bumi. Kopi bahkan diklaim sebagai komoditi perdagangan utama ke dua setelah minyak mentah.

Tingginya permintaan kopi memacu para petani untuk meningkatkan produktivitas kopi di hamparan-hamparan kebunnya. Beragam isu terkait produktivitas kebun kopi, antara lain: kesuburan tanah, agrokimia, pengendalian hama penyakit, dan peran serangga penyerbuk. Isu yang terakhir barangkali jarang diperhatikan para pekebun kopi, baik skala kecil ataupun skala perkebunan. Padahal, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerbukan oleh serangga, khususnya lebah, sangat menentukan kuantitas maupun kualitas hasil panen kopi.

Tanaman kopi berasal dari Benua Afrika. Para peneliti menduga bahwa tanaman ini telah mengalami koevolusi dengan lebah Apis mellifera di tempat asalnya. Artinya, lebah mellifera telah menjadi serangga penyerbuk penting bagi tanaman kopi sejak ribuan atau bahkan jutaan tahun. Setelah tersebar ke berbagai belahan dunia, tanaman kopi bisa diterima oleh jenis-jenis lebah lokal di mana tanaman itu tumbuh. Lihat saja pada saat bunga kopi bermekaran, akan dijumpai aneka jenis lebah mengerumuninya.

Secara alamiah, tanaman kopi jenis robusta (Coffea canephora) membutuhkan penyerbukan silang dengan agen penyerbuk berupa angin dan serangga. Sedangkan kopi arabika (C. arabica) meskipun bisa melakukan penyerbukan mandiri (self pollination), tetapi aplikasi serangga penyerbuk terbukti meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Pada jenis tanaman kopi khas dataran tinggi ini, keberadaan lebah dapat dikatakan sebagai booster penyerbukan. Pernah dilaporkan bahwa produktivitas kopi arabika dengan aplikasi penyerbukan bisa meningkat 20-25 %.

Bunga kopi, yang biasanya mekar secara serempak, mengundang lebah-lebah berdatangan. Lebah mengincar nektar dan serbuk sari bebungaan, termasuk bunga kopi yang berwarna putih bersih itu. Saat lebah-lebah memanen makanan mereka itu, serbuk sari banyak yang menempel di tubuh mereka. Lebah berpindah-pindah dari satu bunga ke bunga lainnya. Serbuk sari yang menempel pada tubuh lebah berguguran, tertangkap pada permukaan kepala putik. Di situlah potensi terjadinya penyerbukan silang.

Keanekaragaman dan kemelimpahan jenis lebah pengunjung bunga merupakan faktor penting dalam meningkatkan peluang terjadinya penyerbukan silang pada tanaman kopi. Semakin tinggi jumlah jenisnya dan semakin banyak individunya, berpeluang besar meningkatkan produktivitas kebun-kebun kopi. Perlu diketahui bahwa di dunia ada 20 ribuan jenis lebah, terdiri dari kelompok lebah sosial maupun lebah soliter. Kedua kelompok utama itu sama-sama penting bagi penyerbukan.

Menjaga keanekaragaman dan kemelimpahan serangga penyerbuk tentu butuh upaya khusus. Hutan-hutan di sekitar kebun kopi perlu di jaga, karena di sanalah rumah bagi berbagai jenis serangga penyerbuk. Para peneliti merekomendasikan pengayaan pohon naungan untuk memberikan habitat bersarang bagi berbagai jenis lebah penyerbuk. Di sisi lain, penggunaan bahan kimia seperti pestisida tentu harus dihindari, karena bahan-bahan kimia itu merupakan pembunuh utama para serangga penyerbuk.

Sistem tanam kombinasi atau dikenal sebagai "agroforestri" memungkinkan petani mengombinasikan antara pembudidayaan kopi dengan peternakan lebah madu. Melalui kombinasi ini, petani mendapatkan manfaat ganda. Pertama, jasa penyerbukan lebah terhadap kopi maupun aneka komoditi lainnya. Kedua, lebah menghasilkan madu yang bisa menjadi pendapatan tambahan bagi petani. Kiranya sistem budidaya terintegrasi semacam ini bisa menjadi solusi pengelolaan lahan, terutama bagi para petani kecil di perdesaan. Siapa tahu, kesadaran para petani kopi mengenai peran penting lebah dan agensia penyerbuk lainnya juga ikut terangkat.

Keterangan foto: kombinasi kebun kopi dan budidaya lebah trigona yang dikembangkan pada sistem agroforestri.

You May Also Like

0 comments