Mengungkap perilaku induk Elang-alap Jambul yang memesona

by - December 02, 2023

Penulis: Pepy Noer Afidah (Sarjana Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta)

Induk jantan Elang-alap jambul dan dua anakan (Foto: Kelik Suparno)

Burung pemangsa atau yang dikenal dengan raptor merupakan sekelompok pemburu yang tangguh. Mereka memiliki bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi. Kekuatan dan keanggunan yang dimiliki dapat memberikan pesona tersendiri bagi penikmat raptor di alam.

Burung pemangsa menjadi top predator pada rantai makanan. Keberadaan mereka sangat penting bagi ekosistem karena dapat menjaga keseimbangan antar-organisme. Apabila keberadaannya di alam terganggu, maka akan terganggu pula rantai makanan dalam ekosistem tersebut.

Elang-alap memiliki kemampuan manuver yang sangat baik karena memiliki ukuran yang lebih kecil dari elang pada umumnya. Selain itu, bentuk sayap yang bulat dan ekor yang panjang juga mempengaruhi kelincahan elang-alap saat terbang di angkasa. Sayangnya, informasi mengenai elang-alap jambul (Accipiter trivirgatus) di Indonesia masih sangat terbatas. Sehingga penelitian ini saya lakukan dengan tujuan menambah informasi mengenai burung elang-alap jambul yang sampai saat ini masih perlu kita jaga kelestariannya.

Elang-alap jambul tidak hanya menarik untuk dilihat, namun juga menarik untuk diamati di habitat aslinya. Sehingga, beberapa waktu lalu, tepatnya pada April-Maret 2023, saya dan teman-teman KTH (Kelompok Tani Hutan) Wanapaksi melakukan pengamatan terhadap perilaku pola asuh induk elang-alap jambul yang sedang dalam masa bersarang.

Lokasi sarang berada di Dusun Banyunganti, Jatimulyo. Selama 2 bulan saya dibuat terkesima dengan perilaku pola asuh yang dilakukan oleh induk elang-alap jambul kepada anak-anaknya.

Deskripsi Morfologi Elang-Alap Jambul (Accipiter trivirgatus)

Elang-alap jambul remaja (Foto: Supangat)

Elang-alap jambul merupakan burung pemangsa dengan ukuran tubuh sedang 30-46 cm. Tubuh yang kokoh dan sayap yang kuat memancarkan ketegasan saat terbang di angkasa. Kombinasi warna bulu yang mencolok dan corak-corak yang rumit merupakan keindahan yang dimiliki oleh elang-alap jambul.

Jantan dewasa memiliki tubuh bagian atas berwarna kelabu, kontras dengan tubuh bagian bawahnya yang berwarna putih, tenggorokan putih dengan garis mesial lebar, dada atas kemerahan dengan garis-garis gelap. Sedangkan pada betina memiliki tubuh bagian atas yang lebih kecoklatan dan dada pucat kemerahan. Ciri khas yang dimiliki oleh elang-alap jambul adalah jambul pendek yang tersamar. 

Distribusi dan Habitat 
Distribusi burung pemangsa yang luar biasa ini mencakup wilayah yang luas dan dapat ditemukan di berbagai belahan Asia. Preferensi habitatnya juga cukup beragam, mulai dari hutan hujan tropis yang rimbun, hutan lebat, bahkan daerah perkotaan. Hal ini karena elang-alap jambul memiliki kemampuan adaptasi yang baik di segala kondisi. Kemampuan adaptasi dan ketahanannya inilah yang menjadikan burung elang-alap jambul yang begitu luar biasa.

Perilaku Pola Asuh

Dua ekor anakan Elang-alap jambul usia 3 minggu. (Foto: Pepy N Afidah)

Elang-alap jambul merupakan predator yang sangat lincah dengan penglihatan yang sangat tajam. Mereka memiliki pendekatan unik terhadap reproduksi yang menunjukkan ketahanan dan dedikasi untuk memastikan kelangsungan hidup generasi mereka. Selama musim kawin yang biasanya terjadi antara bulan Maret dan Agustus, elang-alap jambul jantan dan betina mulai membentuk ikatan satu sama lain hingga menjadi pasangan yang siap untuk bereproduksi. 

Berikut merupakan beberapa perilaku pola asuh yang tercatat selama pengamatan:

1. Menyiapkan Sarang dan Inkubasi Telur
Elang-alap jambul akan membangun sarang di tempat yang tinggi, misalnya pada kanopi pohon, sebagai tempat perlindungan yang aman. Betina bertanggung jawab atas pembangunan sarang dengan menganyam ranting dan dahan sampai tercipta sarang yang nyaman bagi keturunannya di masa depan. Setelah sarang selesai, betina kemudian akan bertelur 2-3 butir yang kemudian dengan tekun akan diinkubasinya selama kurang lebih 35-40 hari. Selama periode ini, jantan bertanggung jawab untuk memenuhi asupan makanan bagi betina di sarang dan dirinya sendiri.

2. Mengerami Anak

Induk betina mengerami anak pada saat hujan (Foto: Pepy N Afidah)

Perilaku mengerami anak ini berbeda dengan inkubasi pada telur. Berdasarkan pengamatan di lapangan, perilaku mengerami anak banyak dilakukan oleh induk betina dengan tujuan melindungi anak dari hujan dan menjaga suhu tubuh anak agar tetap hangat melalui suhu tubuh induk. 

3. Berburu
 
Induk betina membawa mangsa tupai (Foto: Hammaz Zia)

Elang-alap jambul merupakan pemburu yang handal. Ia memanfaatkan ukuran tubuhnya yang ringkas serta menggunakan berbagai teknik berburu untuk memperoleh mangsanya. Dengan jenis mangsa yang beragam, elang-alap jambul menyesuaikan strategi berburunya sesuai dengan mangsa yang tersedia di habitatnya. Misalnya pada saat berburu burung, elang-alap jambul akan menggunakan pendekatan secara tersembunyi dan mengandalkan kejutan serta ketangkasan menggunakan cakarnya yang tajam untuk menyergap burung. Sebaliknya, ketika menargetkan mamalia kecil atau reptil, elang-alap jambul akan memanfaatkan kecepatan dan akurasinya dengan menukik dari ketinggian untuk merebut mangsanya di tengah penerbangan.

4. Meloloh Anak

Induk jantan meloloh anakan dengan mangsa burung kecil (Foto: Pepy N Afidah)

Meloloh merupakan istilah umum di dunia Aves yang memiliki arti memberi makan kepada anak. Jumlah makanan yang dilolohkan induk kepada anak akan menurun seiring berjalannya waktu karena anak yang tumbuh mulai belajar makan secara mandiri. 

Anak akan mulai makan sendiri pada usia 5 minggu. Selanjutnya, pemberian mangsa oleh jantan sepenuhnya berhenti setelah anak mencapai usia 7 minggu. Proses meloloh pada elang-alap jambul dilakukan dengan mengoyak mangsa menjadi bagian-bagian kecil, kemudian induk betina melolohkan daging kepada anak.

5. Memantau anak
Perilaku memantau anak lebih banyak dilakukan oleh induk jantan dibandingkan induk betina. Perilaku memantau anak pada elang-alap jambul ditunjukkan dengan terbang di sekitar pohon sarang atau hinggap pada pohon yang berada disekitar sarang dengan melihat ke arah kanan dan kiri. Selain itu, beberapa kali dijumpai mengunjungi sarang untuk memastikan keadaan anak beberapa saat kemudian keluar kembali.

Dari beberapa perilaku yang sudah dijelaskan, terlihat bahwa perilaku pengasuhan anak di sarang banyak dilakukan oleh induk betina dibandingkan dengan induk jantan. Induk jantan banyak bertugas mengawasi dan memantau anak di luar sarang. Meski demikian, pasangan elang-alap jambul ini memiliki kerja tim yang baik dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kedalaman ikatan dan komitmen terhadap keberhasilan reproduksi.

Preferensi Makanan
Makanan elang-alap jambul sangat bervariasi mulai dari mamalia kecil, aves hingga reptil. Preferensi makanan yang paling tinggi ke rendah adalah bunglon, kadal, anak ayam, burung kecil, dan tupai. Berdasarkan pengamatan, induk elang-alap jambul sering terlihat membawa mangsa bunglon ke dalam sarang untuk diberikan kepada anak. Pada beberapa kesempatan, terlihat induk elang-alap jambul sedang meloloh anak ayam. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa induk elang-alap jambul memilih untuk memangsa anak ayam. Pertama, mungkin karena lokasi sarang yang dekat dengan pemukiman warga sehingga induk elang-alap jambul dengan mudah memangsa anak ayam atau kedua, mungkin mangsanya di alam semakin berkurang? Sepertinya perlu diamati lagi…

Referensi 
Galmes, M. A., Sarasola, J. H., Grande, J. M., & Vargas, F. H. (2018). Parental care of the endangered chaco eagle (Buteogallus coronatus) in Central Argentina. Journal of Raptor Research, 52(3), 316–325. https://doi.org/10.3356/JRR-16-82.1
Ridwan, I., At, M., & Rusli, A. R. (2014). Pemantauan Ekologi Sarang Elang Jawa (Spizaets bartelsi) Di Wilayah Hutan Cikaniki. Jurnal Nusa Sylva, 14(2), 43–46.
Taufiqurrahman, I., Akbar, P. G., Purwanto, A. A., Untung, M., Assiddiqi, Z., Iqbal, M., Wibowo, W. K., F.N, T., & Triana, D. A. (2022). Panduan Lapangan Burung-Burung di Indonesia Seri I: Sunda Besar (1st ed.). Birdpacker Indonesia-Interlude: Batu.


You May Also Like

0 comments